SAKA TARUNA BUMI

Powered By Blogger

Rabu, 14 April 2010

PARU-PARU BASAH

30 Sumber Infeksi

Dalam dunia kedokteran, tidak dikenal istilah paru-paru basah. Yang ada pneumonia, yaitu infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantong-kantong udara dalam paru (alveoli) dipenuhi nanah dan cairan, sehingga kemampuan menyerap oksigen berkurang.

Dr. Prajna Paramita, MD, FCCP, menyebutkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh sekitar 30 macam sumber infeksi. Namun, penyebab utamanya adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia, dan partikel.

Meski kasus pneumonia akibat bakteri tidak terlalu banyak, jenis ini cenderung menimbulkan infeksi lebih berat daripada yang disebabkan oleh nonbakteri. Virus sinsitial pernapasan (respiratory syncitial virus atau RSV), painfluenzae, influenzae, dan adenovirus merupakan yang paling kerap menyebabkan pneumonia.

Umumnya infeksi virus saluran pernapasan bawah berlangsung selama musim dingin atau hujan. Dan RSV yang paling umum menjadi penyebab pneumonia, terutama pada bayi.

Sulit Bernapas

Pneumonia muncul karena kuman penyakit terhirup hidung dan mulut. Bila lingkungan di sekitar ada orang atau anak yang terinfeksi, risiko tertular sangat besar, apalagi bila daya tahan tubuh sedang tidak baik.

"Pneumonia termasuk penyakit yang serius dan berbahaya," ujar spesialis paru dari RSPAD Gatot Subroto yang akrab disapa Dr. Mita ini.

Gara-gara nanah dan cairan memenuhi paru-paru, oksigen di selsel tubuh pun berkurang dan tidak bisa bekerja. Akibatnya, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita bisa meninggal.

Pneumonia ditandai oleh batuk disertai sulit bernapas, napas sesak, atau terjadi penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing). Gejala sulit bernapas bisa juga disertai gejala sianosis (kebiruan di bagian kulit dan mukosa karena hemoglobin berkurang dalam darah kapiler) sentral dan tidak dapat minum.

Pada anak usia di bawah 2 bulan, pneumonia berat ditandai kerapnya frekuensi bernapas. Bisa 60 kali permenit atau lebih tarikan napas, dengan penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.

Gejala lain adalah radang tenggorokan (laringitis). Akibatnya suara berubah serak karena di sekitar pita suara banyak terdapat lendir.

Lewat pemeriksaan rontgen dada, bisa diketahui ada masalah di paru. Tanda klinis yang bisa ditemui biasanya flek pada paru. Namun, tanda klinis ini tidak mencukupi sebab tuberkulosis pun ditandai oleh flek ini.

Karena itu, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, dahak, serta gejala sangat penting untuk menentukan flek ini pertanda TBC atau pneumonia.

Perlu Mengatur Makan

Pengobatan awal untuk pneumonia biasanya berupa antibiotika. Bila penyebabnya bakteri, mikroplasma, dan rickettsia, biasanya antibiotika ini cukup manjur. Untuk pneumonia akibat virus, sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat antivirus telah digunakan.

Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat terapi tambahan berupa pengaturan makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah. Istirahat panjang diperlukan untuk mengembalikan kondisi tubuh.

Langkah untuk Mencegah

Jenis dan parahnya penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk usia, jenis kelemin, musim, dan kepadatan penduduk. Pada anak, infeksi lebih sering mengenai laki-laki dibanding anak perempuan. Puncak serangan infeksi antara usia 2 dan 3 tahun dan sesudahnya akan menurun sedikit demi sedikit.

Beberapa kasus pneumonia tidak disebabkan infeksi mikroorganisme. Bisa juga akibat aspirasi makanan atau asam lambung, benda asing, hidrokarbon, bahan lipoid, reaksi hipersensitivitas dari saluran napas, akibat obat, radiasi, serta kondisi lingkungan.

Agar terhindar dari pneumonia perlu beberapa langkah strategis seperti:

* Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
* Mengusahakan sirkulasi udara yang baik.
* Hindari rokok dan penderita batuk.
* Makanlah dengan gizi seimbang,
* Lakukan imunisasi, terutama untuk anak. Vaksin Hb sudah banyak dipakai untuk menangkal pneumonia, selain meningitis. Vaksin ini untuk menangkal serangan bakteri Haemophyllus influenzae tipe B yang bisa menyebabkan kedua jenis penyakit itu.

Sudah Ada Vaksinnya

Pneumonia Bakteri
Jenis ini bisa menyerang bayi sampai usia lanjut. Pecandu alkohol, pasien pasca operasi, penderita penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau kekebalan tubuh menurun, rentan terkena penyakit ini.

Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae, dan sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Saat kekebalan tubuh menurun, usia tua, atau kurang gizi, bakteri segera memperbanyak diri dan merusak tubuh. Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi terjadi cepat menyebar ke seluruh tubuh lewat darah.

Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah, dan denyut jantung meningkat cepat. Bibir dan kuku bisa membiru karena tubuh kekurangan oksigen. Pada kasus berat, pasien akan menggigil, gigi bergemelutuk, sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan lendir berwarna hljau.

Sebelum terlambat, penyakit ini bisa diobati. Vaksin pencegahannya pun sudah tersedia.

Pneumonia Virus
sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh virus. Kebanyakan virus menyerang saluran pernapasan atas. Untungnya, sebagian besar pneumonia ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat.

Jika infeksi terjadi berbarengan dengan virus influenza, gangguan bisa berat, bahkan menyebabkan kematian. Virus penginfeksi paru akan berkembang biak, meski tak tampak di jaringan paru yang penuh cairan.

Gejala pneumonia ini mirip influenza. Tandanya, demam, batuk kering, sakit kepala, ngilu di seluruh tubuh. Letih lesu selama 12-136 jam, napas sesak batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir juga bisa dialami. Demam tinggi kadang membuat bibir membiru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar