SAKA TARUNA BUMI

Powered By Blogger

Senin, 23 Januari 2012

BUDIDAYA KELINCI


Teman Pramuka  pada pertemuan kali ini kita akan sedikit membahas tentang budidaya kelinci. Sebenarnya sejak jaman dulu nenek moyang kita sudah membudidayakan kelinci walaupun masih taraf tradisional. Kelinci yang dipeliharapun masih kelinci lokal yang bobot badannya kecil. Kelinci merupakan binatang yang mudah dikembangbiakkan (mempunyai adaptasi lingkungan yang tinggi) dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu ada baikknya kita mengenal jenis-jenis kelinci yang mempunyai prospek agribisnis bagus.

1. SEJARAH SINGKAT                                                                         
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 
tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan 
percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci 
mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di 
hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi 
penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan 
yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut 
trewelu dan sebagainya.


2. SENTRA PERIKANAN 
Di Indonesia masih terbatas daerah tertentu dan belum menjadi sentra 
produksi/dengan kata lain pemeliharaan masih tradisional.


3. JENIS 
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut : 
Ordo : Lagomorpha 
Famili : Leporidae 
Sub famili : Leporine 
Genus : Lepus, Orictolagus 
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.


Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, 
Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New 
Zealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada 
sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baik 
untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.


4. MANFAAT 
Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat ini 
mulai laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan 
untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.


5. PERSYARATAN LOKASI 
Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, baubauan, 
suara bising dan terlindung dari predator.


6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi 
yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan. 
6.1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan 
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21 derajat 
C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi 
ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi 
kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, 
kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan 
Kandang anak lepas sapih. 
Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara 
jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup 
untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 
50x30x45 cm.


Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi: 
1) Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam 
ruangan dan cocok untuk kelinci muda. 
2) Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran. 
3) Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu 
ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), 
Pyramidal Battery (susun piramid).


Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang 
tahan pecah dan mudah dibersihkan.


6.2. Pembibitan 
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. 
Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex 
merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, 
Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan 
ternak yang cocok dipelihara. 
1) Pemilihan bibit dan calon induk 
Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot 
badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan 
bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu 
yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, 
tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, 
lincah/aktif bergerak. 
2) Perawatan Bibit dan calon induk 
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu 
perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, 
pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari 
gangguan luar. 
3) Sistem Pemuliabiakan 
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang 
spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu: 
a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat 
spesifik misalnya bulu, proporsi daging. 
b. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih 
baik/menambah sifat-sifat unggul. 
c. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat 
bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan 
perpaduan 2 keunggulan bibit. 
4) Reproduksi dan Perkawinan 
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 
bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan dan 
mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya 
kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore 
hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, 
setelah itu pejantan dipisahkan.


5) Proses Kelahiran 
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. 
Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 
12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi 
kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang 
beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara 
merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari 
dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak 
yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor. 
6.3. Pemeliharaan 
1) Sanitasi dan Tindakan Preventif 
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang 
penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek 
dan terserang penyakit kulit. 
2) Pengontrolan Penyakit 
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan 
turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini 
segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk 
mencegah wabah penyakit. 
3) Perawatan Ternak 
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan 
ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan 
pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk 
mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat 
menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan 
membuang testisnya. 
4) Pemberian Pakan 
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, 
rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi 
dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang 
hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk 
memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapat 
dibeli di toko pakan ternak.


Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi 
pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput 
sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang 
lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk 
mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya. 
5) Pemeliharaan Kandang 
Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci 
setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar 
matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. 
Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit 
dibersihkan dengan kreolin/lysol.


7. HAMA DAN PENYAKIT 
1) Bisul 
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit. 
Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya 
diberi Jodium. 
2) Kudis 
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh. 
Pengendalian: dengan antibiotik salep. 
3) Eksim 
Penyebab: kotoran yang menempel di kulit. Pengendalian: menggunakan 
salep/bedak Salicyl. 
4) Penyakit telinga 
Penyebab: kutu. Pengendalian: meneteskan minyak nabati. 
5) Penyakit kulit kepala 
Penyebab: jamur. Gejala: timbul semacam sisik pada kepala. 
Pengendalian: dengan bubuk belerang. 
6) Penyakit mata 
Penyebab: bakteri dan debu. Gejala: mata basah dan berair terus. 
Pengendalian: dengan salep mata. 
7) Mastitis 
Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar. Gejala: puting 
mengeras dan panas bila dipegang. Pengendalian: dengan tidak menyapih 
anak terlalu mendadak.


8)Pilek 
Penyebab: virus. Gejala: hidung berair terus. Pengendalian: 
penyemprotan antiseptik pada hidung. 
9) Radang paru-paru 
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: napas sesak, mata dan 
telinga kebiruan. Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox. 
10) Berak darah 
Penyebab: protozoa Eimeira. Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, 
perut membesar dan mencret darah. Pengendalian: diberi minum 
sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air. 
11) Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti 
anjing.


Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukan 
dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang 
sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang 
sakit.


8. PANEN 
8.1. Hasil Utama 
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu 
8.2. Hasil Tambahan 
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk 
8.3. Penangkapan 
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang 
benar agar kelinci tidak kesakitan.


9. PASCAPANEN 
9.1. Stoving 
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. 
Pemberian minum tetap .


9.2. Pemotongan 
Pemotongan dapat dengan 3 cara: 
1) Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala 
dan saat koma disembelih. 
2) Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher. Cara 
ini kurang baik. 
3) Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain. 
9.3. Pengulitan 
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci 
digantung. 
9.4. Pengeluaran Jeroan 
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan 
paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai 
pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas. 
9.5. Pemotongan Karkas 
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 
potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang 
baik 49-52%.


10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA 
10.1.Analisis Usaha Budidaya 
Perkiraan analisis budidaya kelinci didasarkan pada jumlah ternak per 20 ekor 
induk: 
1) Biaya Produksi 
a. Kandang dan perlengkapan Rp. 1.000.000,- 
b. Bibit induk 20 ekor @ Rp. 30.000, Rp. 600.000,- 
c. Pejantan 3 ekor @ Rp. 20.000,- Rp. 60.000,- 
d. Pakan 
- Sayur + rumput Rp. 1.000.000,- 
- Konsetrat (pakan tambahan) Rp. 2.000.000,- 
e. Obat Rp. 1.000.000,- 
f. Tenaga kerja 2 x 12 x Rp. 150.000,- Rp. 3.600.000,- 
Jumlah biaya produksi Rp. 9.260.000,-


2) Pendapatan 
Kelahiran hidup/induk/tahun = 31 ekor 
Penjualan: 
a. Bibit: 20 x 15 x Rp. 20.000,- Rp. 6.000.000,- 
b. Kelinci potong 20 x 15 x Rp. 50.000,- Rp. 15.000.000,- 
c. Feses/kotoran Rp. 60.000,- 
d. Bulu Rp. 750.000,- 
Jumlah pendapatan Rp. 21.810.000,- 
3) Keuntungan Rp. 12.550.000,- 
4) Parameter kelayakan usaha 
- B/C ratio = 2,36 
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis 
Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal 
dari protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging 
kita masih banyak dipenuhi dari impor. Kelinci yang punya keunggulan dalam 
cepatnya berkembang, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan mudah dan 
rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untuk 
dikembangkan. Apalagi didukung dengan permintaan pasar dan harga daging 
maupun bulu yang cukup tinggi.

Demikian sekilas tentang budidaya kelinci semoga bisa menjadi gambaran bagi rekan-rekan yang ingin mencoba membudidayakan kelinci secara modern. Akhir kata semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kemajuan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar